24 Okt 2022

 

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.

Tugas 3.1.a.8.1 Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1


Fasilitator              : Bapak Tommy Bastianus Samban
Pengajar Praktik    : Ibu Lentaria Sinurat
CGP                       : Eva Hartati


Rangkuman dengan pertanyaan pemandu :

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap Triloka yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan semboyan ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri Handayani artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi/dorongan, di belakang memberi dukungan. Sebagai seorang pendidik kita diharuskan menjadi teladan bagi murid, mampu bersama membangun motivasi, dan mendorong mereka serta mendukung murid untuk dapat bergerak maju.

Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap sebuah pengambilan keputusan yang dibuat seorang guru,  sebagai seorang pemimpin pembelajaran guru menyadari bahwa dalam lingkungan sekolah akan ditemukan berbagai kasus yang merupakan dilema etika atau  bujukan moral. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan selain memahami apakah kasus yang dihadapi merupakan dilema etika atau bujukan moral, seorang guru diharapkan dapat menerapkan 3 unsur atau dasar  dalam pengambilan keputusan yakni berpihak pada murid, bertanggungjawab dan memperhatikan nilai-niali kebajikan. Dalam pengambilan keputusan guru sesuai dengan Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara seharusnya dapat menentukan paradigma yang tepat terhadap kasus yang dihadapi, kemudian melihat prinsip pengambilan keputusan dan menerapkan 9 langkah pengujian keputusan, dan ini semua didasarkan pada keinginan untuk dapat menjadi teladan, mampu membersamai dan mendorong murid untuk menemukan jalan keluar bagi masalah yang dihadapinya.

 

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam pengambilan keputusan, kita mengenal ada tiga prinsip yang dapat kita ambil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), 
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan 
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). 
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang tentu berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kemudian digunakannya dalam pengambilan keputusan. Sebagai contoh seorang guru yang memiliki nilai empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan rasa peduli yang tinggi akan cenderung memilih prinsip berpikir berbasis rasa peduli dalam keputusan yang diambilnya. Guru yang memegang teguh nilai-nilai keadilan dan komitmen yang kuat pada aturan yang berlaku akan memilih prinsip berpikir berbasis peraturan dalam pengambilan keputusan, dan guru yang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan reflektif akan memilih prinsip berpikir berbasis hasil akhir dalam pengambilan keputusannya.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pengambilan keputusan terhadap masalah yang dihadapi perlu memahami paradigma dilema etika, prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengujian keputusan. Sementara coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi, baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki murid, guru, maupun teman sejawat. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional bagi guru, kemampuan sosial emosional meliputi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Dengan kemampuan sosial emosional diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfullnes), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, tantangan yang dihadapi dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian, ketepatan  dan kepercayaan diri untuk menghadapi dampak atau konsekuensi dari keputusan yang diambil karena tidak ada keputusan yang bisa memenuhi keingian semua pihak secara meyeluruh. Tetapi yang perlu diingat bahwa  tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan keberpihakan pada murid .

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang guru tentu memiliki nilai-nilai yang dianut kuat dalam dirinya, nilai-nilai yang dimiliki menjadi pemandu dalam pengambilan keputusan. Dalam studi kasus yang menyakut masalah moral dan etika, tentu akan menemukan kondisi pengambilan keputusan  benar vs benar, hal ini tidak mudah untuk diputusakan, oleh karena itu nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik akan kuat menjadi pemandu dalam memutuskan.  Sebagai pemimpin pembbelajaran pengambilan keputusan selain menggunakan prinsip pengambilan keputusan kiranya melakukan 9 langkah pengujian keputusan yang akan diambil, sehingga keputusan yang di buat dapat diterima oleh semua pihak, meskipun akan ada yang tidak setuju atau bahkan menuai kritik, setidaknya keputusan yang diambil sudah diuji dengan baik.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus dilema etika dan bujukan moral hanya dapat dicapai jika memahami paradigma dilema etika, kemudian memahami prinsif pengambilan keputusan dan tentunya  dilakukan dengan  9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodir semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang saya hadapi dalam menjalankan pengambilan kesulitan yang rasakan antara lain  :
  • Cara berpikir yang masih berbeda dalam memahami paradigma kasus dilema etika
  • Belum semua guru mamahami filosifi Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan  yang berpihak pada murid.
  • Komitmen dari warga sekolah yang belum kuat terhadap keputusan yang diambil oleh pimpinan/ sekolah
  • Pengambilan keputusan kadangkala belum melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam pelaksanaan keputusan.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan dengan pembelajaran yang memerdekakan murid sangat diperlukan karena murid dalam pendidikan bukanlah objek tetapi subjek yang melakukan kegiatan, oleh karena itu dalam mengambil suatu keputusan unsur-unsur pengambilan keputusan harus dapat dipenuhi dengan baik yakni keputusan yang diambil haruslah bertanggungjawab, berpihak pada murid dan mengandung nilai-nilai keabajikan.

Berdasar paradigma dilema etika dan prinsip-prinsip pengambilan keputusan serta 9 langlah uji keputusan yang dilakukan dengan baik maka keputusan yang dibuat akan manjadi tepat dan mampu mengakomodir kebutuhan murid yang berbeda-beda satu sama lain.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang kita ambil sebagai pemimpin pembelajaran tentunya harus berdasar unsur-unsur pengambilan keputusan yakni bertanggungjawab, memenuhi kebutuhan murid, dan mengandung nilai kebajikan.  Sebagai pemimpin pembalajaran seorang guru sering dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk murid-muridnya, jika guru mampu membimbing murid-murid dengan keputusan yang tepat maka akan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid. Sebagai pendidik, guru memiliki tugas menuntun murid murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan, dengan teknik coaching dan menggunakan restitusi seorang guru akan mampu menyelesaikan masalah dengan menggali potensi peserta didik secara mandiri untuk kemudian muridn dapat menemukan sendiri solusi bagi permasalahan yang dihadapinya, dan ini tentunya akan mempengaruhi kebiasaan murid murid dalam kehidupannya dimasa depan.

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dalam mempelajari modul 3.1dan dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa salah satu kompetensi pendidik yang memiliki peran penting untuk dapat memberikan kemerdekaan murid dalam belajar adalah pengambilan keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran guru perlu memahami beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan yakni : pardigma dilema etika, prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengujian keputusan.

Kaitan dengan modul-modul sebelumnya adalah :

pertama,  terkait pratap triloka Ki Hajar Dewantara, hal ini jelas bahwa seorang guru dalam pengambilan keputusan harus berpihak pada murid karena guru harus dapat menjadi teladan, memberikan motivasi dan mendorong murid untuk bersikap dan bertindak baik agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Dengan visi,  nilai dan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran, guru dalam pengambilan keputusan  diharapkan terbiasa untuk menggali potensi dan mengembangkan harapan/visi yang ingin diwujudkan oleh murid. Dengan nilai dan peran guru penggerak, guru harus dapat mewujudkan kepemimpinan pembelajaran bagi murid - muridnya, dan dengan nilai-nila kebajikan yang dimiliki oleh guru dalam pengambilan keputusan dapat menjadikan lingkungan kelas sebagai lingkungan belajar yang aman, nyaman dan kondusif untuk murid belajar.

Kedua, dalam pengambilan keputusan guru sebagai pamong harus dapat menuntun murid yang beraneka ragam karakteristiknya untuk dapat belajar sesuai kebutuhannya. Guru dalam pengambilan keputusan harus dapat memperhatikan keberagaman yang ada pada murid-muridnya agar apa yang dilakukan/diputuskan sesuai dengan minat dan kebutuhan belajar murid. Dalam pengambilan keputusan guru juga harus memiliki komopetensi sosial dan emosional yang baik, dan akan lebih maksimal ketika guru dapat menerapkan teknik coaching dalam menyelesaikan kasus yang menjadi tanggungjawabnya. Dengan coaching guru menggali potensi murid untuk dapat menyelesaikan masalah dengan kekuatan yang dimiliki oleh murid itu sendiri, coach hanya mengarahkan agar coachee menemukan jalan keluar sesuai potensi yang dimilikinya.

 

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dengan mempelajari modul ini saya mendapatkan pencerahan terkait pengambilan keputusan, dalam pengambilan keputusan kita perlu memahami paradigma dilema etika, prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkan pengujian keputusan. Dengan memahami ini semua saya menemukan hal baru yakni bahwa sebagai pemimpin pembelajaran keputusan yang dibuat benar-benar harus bisa dipertanggyngjawabkan, memiliki nilai-nilai kebajikan dan tentunya berpihak pada murid, sehingga keputusan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Hal hal yang terjadi di luar dugaan saya adalah bahwa selama ini kita sudah terbiasa dihadapkan dengan masalah kemudian di selesaikan dengan keputusan yang kita anggap sudah tepat. Tetapi sebenarnya keputusan yang kita buat belum memenuhi 9 langkah pengujian keputusan. Sehingga  keputusan yang kita buat belum sesuai dengan yang seharusnya. Melalui modul ini saya menemukan pemahaman baru pentingnya memahami kasus apakah termasuk dalam dilema etika atau bujukan moral, memperkuat nilai-nilai kebajikan dan tentunya paham terhadap paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah melakukan pengambilan keputusan dalam situasi moral dilema, pada saat saya belum mempelajari modul ini keputusan yang diambil berdasar kesepakatan bersama dan lebih cenderung mengacu pada konsep benar salah, padahal ada banyak kasus yang bisa jadi kondisinya masuk pada kondisi dilema etika.

Saat ini setelah mempelajari modul 3.1 saya lebih paham dan dapat membedakan kasus dilema etika dan bujukan moral, kemudian memahami paradigama dilema etika, prinsip pengambilan keputusan dan melakukan 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan, sehingga saat ini saya perlu merubah pola pengambilan keputusan dari yang sebelumnya saya lakukan hanya berdasar kesepakatan bersama, sesuai aturan atau yang penting keputusan tepat , menjadi harus sesuai dengan konsep pada modul 3.1.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari konsep pada modul 3,1 ini saya rasakan sangat luar biasa, saya menemukan hal baru dalam pengambilan keputusan dan tentunya akan berbeda cara saya dalam pengambilan keputusan baik sebelum maupun sesudah saya mempelajari modul ini. Dimana sebelum saya  mengenal paradigma, prinsip maupun 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan. keputusan yang diambil hanya sesaui dengan prosedur yang berlaku, atau yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan dengan mekanisme yang sederhana. Dengan mempelajari modul ini tentu saja cara saya dalam mengambil keputusan akan berubah dan dapat sesuai dengan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Topik ini sangat penting dipelajari oleh guru karena guru adalah pemimpin pembelajaran yang memiliki tugas dan tanggungjwab menuntun murid untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan. Dengan memahami paradigma dilema etika, prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, diharapkan keputusan-keputusan yang dibuat oleh guru dapat tepat sasaran dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan serta berpihak pada murid serta bertanggungjawab.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkomentar dengan santun

  Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Tugas 3.1.a.8.1 Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Fasil...