Ki Hadjar
Dewantara (KHD) kita kenal sebagai Bapak Pendidikan nasional karena dari
beliaulah lahir pemikiran dan filosofi Pendidikan yang memerdekakan
anak. Ki Hajar Dewantara membedakan Pendidikan dan Pengajaran dalam
memahami arti dan tujuan Pendidikan.
Menurut KHD, pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran
merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan
hidup anak secara lahir dan batin.Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Ki Hajar Dewantara mendefiniskan Pendidikan itu sebagai Tuntunan. Banyak
orang menggap pendidikan itu ngisi, padahal sebenarnya pendidikan itu menuntun.
Potensi perkembangan siswa ada pada dirinya sendiri. Guru hanya menuntun,
supaya siswa bisa merubah menjadi cerdas, melatihnya dan tidak merasa sombong.
Bukan kita yang membuat anak mengerti dirinya, sebenarnya anak sudah memiliki
potensi, sudah memiliki kemampuan untuk mengenal potensi dirinya sendiri.
Kita (guru) hanya menuntun, kodrat yang ada pada siswa-siswi, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat menggapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya. Jadi pendidikan itu menuntun, membangkitkan
potensi anak sehingga dia menjadi manusia seutuhnya yang selamat dan bahagia.
Seorang anak yang dapat mengeli potensi dirinya akan senang belajar dan
memenuhi dirinya dengan kemauan yang kuat untuk mengembangkan bakat minat yang
dimiliki. Guru sebagai pamong memfasilitasi anak dalam belajar. Dengan demikain
anak dapat merdeka belajar dan guru dapat merdeka mengajar, kepemimpinan guru
dalam mendidik terdapat 3 semboyan Pendidikan yang dicetuskan oleh ki Hajar
dewantara yakni:
· Ing ngarso sung
tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan anak dan siswa)
· Ing madya mangun
karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-ide yang mendukung)
· Tut wuri handayani
(yang dibelakangan memberikan motivasi
Dengan tiga semboyan tersebut, guru
memberikan ruang se luas luas luasnya bagi siswa untuk berekspolirasi dan
mengebangkan diri sesauai kebutuhan dirinya dan dapat memberi kebahagiaan bukan
hanya untuk dirinya tetapi juga bagi orang lain
Dari filosofi
pemikiran KHD diatas, yang sudah diterapkan dalam pembelajaran sehari hari di
SMAN N 16 Jalarta adalah berdoa pada setiap awal dan usai pembelajaran, siswa
mempersiapkan kelas yang kondusif untuk belajar, siswa melakukan pembiasaan
karakter seperti hadir tepat waktu, berpakaian yang rapi dan sopan,
mengucap salam, senyum dan sapa saat bertemu, bagi siswa muslim
dilakukan tadarus setiap pagi, dan doa pagi yang yang non muslim,
kemudian pada jumat setiap minggunya untuk yang muslim dilakukan zikir pagi
asmaul husna, siswa juga dibiasakan mengikuti upacara setiap hari senin untuk
menumbuhkan rasa nasionalisme, siswa mengikuti peringatan hari hari besar
nasional dan hari besar keagamaan, siswa mengikuti kegiatan komopetisi sekolah
seperti claassmeeting lomba-lomba dalam rangka peryaan hari besar nasional,
setiap siswa juga mengikuti kegiatan kegiatan ekstarakurikuler pramuka
sebagai ekstrakurikular wajib dan ekstrakurikuler pilihan untuk mengasah bakat
minat dan talenta masing masing.
Demikian refleksi
dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dan implentasinya di SMA Negeri 16 Jakarta.
semoga manfaat
BalasHapus