18 Jul 2022

REFLEKSI FILOSOFI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

   

    Ki Hadjar Dewantara (KHD) kita kenal sebagai Bapak Pendidikan nasional karena dari beliaulah lahir pemikiran dan filosofi Pendidikan yang memerdekakan anak. Ki Hajar Dewantara membedakan  Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan.

    Menurut KHD, pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

    Ki Hajar Dewantara mendefiniskan Pendidikan itu sebagai Tuntunan. Banyak orang menggap pendidikan itu ngisi, padahal sebenarnya pendidikan itu menuntun. Potensi perkembangan siswa ada pada dirinya sendiri. Guru hanya menuntun, supaya siswa bisa merubah menjadi cerdas, melatihnya dan tidak merasa sombong. Bukan kita yang membuat anak mengerti dirinya, sebenarnya anak sudah memiliki potensi, sudah memiliki kemampuan untuk mengenal potensi dirinya sendiri.  Kita (guru) hanya menuntun, kodrat yang ada pada siswa-siswi, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Jadi pendidikan itu menuntun, membangkitkan potensi anak sehingga dia menjadi manusia seutuhnya yang selamat dan bahagia.

    Seorang anak yang dapat mengeli potensi dirinya akan senang belajar dan memenuhi dirinya dengan kemauan yang kuat untuk mengembangkan bakat minat yang dimiliki. Guru sebagai pamong memfasilitasi anak dalam belajar. Dengan demikain anak dapat merdeka belajar dan guru dapat merdeka mengajar, kepemimpinan guru dalam mendidik terdapat 3 semboyan Pendidikan yang dicetuskan oleh ki Hajar dewantara yakni:

· Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan anak dan siswa)

· Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-ide yang mendukung)

· Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan motivasi

Dengan tiga semboyan tersebut, guru memberikan ruang se luas luas luasnya bagi siswa untuk berekspolirasi dan mengebangkan diri sesauai kebutuhan dirinya dan dapat memberi kebahagiaan bukan hanya untuk dirinya tetapi juga bagi orang lain

Dari filosofi pemikiran KHD diatas, yang sudah diterapkan dalam pembelajaran sehari hari di SMAN N 16 Jalarta adalah berdoa pada setiap awal dan usai pembelajaran, siswa mempersiapkan kelas yang kondusif untuk belajar, siswa melakukan pembiasaan karakter seperti hadir tepat waktu, berpakaian  yang rapi dan sopan,  mengucap salam, senyum dan sapa saat bertemu,  bagi siswa muslim dilakukan tadarus setiap pagi, dan  doa pagi yang yang non muslim, kemudian pada jumat setiap minggunya untuk yang muslim dilakukan zikir pagi asmaul husna, siswa juga dibiasakan mengikuti upacara setiap hari senin untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, siswa mengikuti peringatan hari hari besar nasional dan hari besar keagamaan, siswa mengikuti kegiatan komopetisi sekolah seperti claassmeeting lomba-lomba dalam rangka peryaan hari besar nasional,  setiap siswa juga mengikuti kegiatan kegiatan ekstarakurikuler pramuka sebagai ekstrakurikular wajib dan ekstrakurikuler pilihan untuk mengasah bakat minat dan talenta masing masing.

Demikian refleksi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dan implentasinya di SMA Negeri 16 Jakarta.

1 komentar:

Terima kasih telah berkomentar dengan santun

  Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Tugas 3.1.a.8.1 Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Fasil...