19 Jul 2022

TES AWAL PENGETAHUAN PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 10

 1. Sila kelima Pancasila adalah..

a. Ketuhan yang maha Esa

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab

c. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

d. Kedilan sosial begi seluruh rakyat Indonesia

 

2. Perilaku positif terhadap Pancasila dalam kehidupan hukum adalah ….

a. Melanggar rambu-rambu lalu lintas

b. Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku

c. Terlambat membayar pajak

d. Mengutamakan diri sendiri daripada orang lain


3. Negara Indonesia berdiri tanggal ...

a. 10 Nopember 1945

b. 21 April 1908

c. 8 Oktober 1908

d. 17 Agustus 1945

 

4. Kewajiban seorang siswa terhadap Pancasila yaitu ....

a. Mempelajari sejarah lahirnya Pancasila

b. Mengenang para penggali nilai-nilai Pancasila

c. mengkaji kebenaran Pancasila melalui diskusi kelompok

d. Mempelajari, mengamalkan, dan mempertahankan Pancasila

 

5. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan merupakan butir pengamalan pancasila pada....

a. Sila 5

b. Sila 4

c. Sila 3

d. Sila 2 

 

6. Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia secara terperinci termuat dalam ....

a. UUD 1945

b. Pancasila

c. Alinea kedua UUD 45

d. Alinea keempat UUD 1945

 

7. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal itu mengandung konsekuensi ....

a. semua peraturan yang sebelum ada UUD 1945 batal berlakunya

b. Pancasila harus diamalkan dalam kehidupan bersama

c. Pancaasila mempunyai kedudukan yang sama dengan hukum

d. semua peraturan perundangan-undangan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila

 

8. Hukum dasar tertulis yang tertinggi di Indonesia adalah…

a. UUD 1945

b. Undang-undang

c. Proklamasi

d. Sumpah pemuda


9. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban merupakan butir pengamalan pancasila pada....

a. Sila 5

b. Sila 4

c. Sila 3

d. Sila 2

 

10. Bhineka Tunggal Ika mempunyai arti ....

a. Berbeda-beda tetapi sama saja

b. Bersama bergotong royong selau

c. Bersuku- suku sangat beragam

d. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua

 

11. Pancasila merupakan perjanjian luhur yang telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 pada sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) merupakan fungsi Pancasila sebagai.....

a. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

b. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

c. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

d. Perjanjian Luhur.

 

12. Di sebelah utara, negara Indonesia berbatasan langsung di darat dengan negara ....

a. Pilipina

b. Singapura

c. Australia

d. Malaysia

 

13.  Di bawah ini yang bukan termasuk ciri-ciri negara yang menganut ideologi Pancasila adalah ....

a. pendidikan diarahkan untuk membentuk warga negara yang bertanggungjawab

b.  negara memperhatikan kehidupan beragama

c. lebih mementingkan hak dan kebebasan warga negara

d. kepentingan warga negara dan kepentingan warga sama-sama dipentingkan

 

14. NKRI adalah singkatan dari ....

a. Negara Kesatuan Republik Indonesia

b. Negara Kebangsaan Rakyat Indonesia

c. Negara Kesatuan Rakyat Indonesia

d. Negara Kebanggaan Rakyat Indonesia

 

15.  Negara Indonesia dikenal dengan negara kepulauan karena ....

a. Mempunyai pulau yang besar-besar

b. Terdiri dari ribuan pulau

c. Mempunyai pulau yang indah

d. Terdiri dari pulau-pulau kecil

 

16. Bentuk Negara Indonesia adalah…

a. Kesatuan

b. Republic

c. Presidensil

d. Federal

 

17. Di dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa kemerdekaan itu ialah hak ..

a. Suatu Negara

b. Suatu Bangsa

c. Setiap Bangsa

d. Setiap Negara

 

18. Kemerdekaan Indonesia dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke …

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

 

19. Hal-hal yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 adalah

a. Persiapan menuju kemerdekaan

b. Tujuan Negara

c. Prinsip Negara

d. Tujuan dan prinsip dasar Negara


20. Pembukaan UUD 1945 menunjukkan bahwa negara indonesia adalah negara demokrasi, yang berbunyi…

a. Maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan

b.  Dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia

c. Terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia

d. Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

18 Jul 2022

REFLEKSI FILOSOFI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

   

    Ki Hadjar Dewantara (KHD) kita kenal sebagai Bapak Pendidikan nasional karena dari beliaulah lahir pemikiran dan filosofi Pendidikan yang memerdekakan anak. Ki Hajar Dewantara membedakan  Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan.

    Menurut KHD, pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

    Ki Hajar Dewantara mendefiniskan Pendidikan itu sebagai Tuntunan. Banyak orang menggap pendidikan itu ngisi, padahal sebenarnya pendidikan itu menuntun. Potensi perkembangan siswa ada pada dirinya sendiri. Guru hanya menuntun, supaya siswa bisa merubah menjadi cerdas, melatihnya dan tidak merasa sombong. Bukan kita yang membuat anak mengerti dirinya, sebenarnya anak sudah memiliki potensi, sudah memiliki kemampuan untuk mengenal potensi dirinya sendiri.  Kita (guru) hanya menuntun, kodrat yang ada pada siswa-siswi, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Jadi pendidikan itu menuntun, membangkitkan potensi anak sehingga dia menjadi manusia seutuhnya yang selamat dan bahagia.

    Seorang anak yang dapat mengeli potensi dirinya akan senang belajar dan memenuhi dirinya dengan kemauan yang kuat untuk mengembangkan bakat minat yang dimiliki. Guru sebagai pamong memfasilitasi anak dalam belajar. Dengan demikain anak dapat merdeka belajar dan guru dapat merdeka mengajar, kepemimpinan guru dalam mendidik terdapat 3 semboyan Pendidikan yang dicetuskan oleh ki Hajar dewantara yakni:

· Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan anak dan siswa)

· Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-ide yang mendukung)

· Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan motivasi

Dengan tiga semboyan tersebut, guru memberikan ruang se luas luas luasnya bagi siswa untuk berekspolirasi dan mengebangkan diri sesauai kebutuhan dirinya dan dapat memberi kebahagiaan bukan hanya untuk dirinya tetapi juga bagi orang lain

Dari filosofi pemikiran KHD diatas, yang sudah diterapkan dalam pembelajaran sehari hari di SMAN N 16 Jalarta adalah berdoa pada setiap awal dan usai pembelajaran, siswa mempersiapkan kelas yang kondusif untuk belajar, siswa melakukan pembiasaan karakter seperti hadir tepat waktu, berpakaian  yang rapi dan sopan,  mengucap salam, senyum dan sapa saat bertemu,  bagi siswa muslim dilakukan tadarus setiap pagi, dan  doa pagi yang yang non muslim, kemudian pada jumat setiap minggunya untuk yang muslim dilakukan zikir pagi asmaul husna, siswa juga dibiasakan mengikuti upacara setiap hari senin untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, siswa mengikuti peringatan hari hari besar nasional dan hari besar keagamaan, siswa mengikuti kegiatan komopetisi sekolah seperti claassmeeting lomba-lomba dalam rangka peryaan hari besar nasional,  setiap siswa juga mengikuti kegiatan kegiatan ekstarakurikuler pramuka sebagai ekstrakurikular wajib dan ekstrakurikuler pilihan untuk mengasah bakat minat dan talenta masing masing.

Demikian refleksi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dan implentasinya di SMA Negeri 16 Jakarta.

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIKKU DI ERA VIRTUAL

(Tulisan ini sebagai refleksi dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara virtual pada masa pandemi Covid -19)

Oleh Eva Hartati (SMA N 16 Jakarta)

Pembangunan karakter merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa bahkan dalam membangun peradaban, kararakter sebagai pola prilaku yang menjadi ciri khas dari setiap orang yang dapat membentuk mereka menjadi manusia baik dan dapat diterima dengan baik pula oleh manusia lainya. Dengan karakter yang baik seseorang dapat mencapai kesuksesannya,  dan individu yang berkarakter akan dapat diterima oleh siapapun, baik keluarga, lingkungan masyarakat bahkan bangsa dan negaranya. Tujuan pembangunan karakter pada dasarnya adalah untuk membentuk generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang bernafaskan nilai-nilai pancasila, nilai luhur, adat, dan agama. Generasi atau individu adalah penentu hidup bangsa dimasa yang akan datang. Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki generasi yang berkarakter.

Dalam konteks Pendidikan karakter, sekolah menjadi salah satu bangunan pokok yang menjadi tempat bagi terbantuknya karakter individu. peserta didik  menjalani rutinitas keseharian mereka di sekolah dan mereka belajar banyak hal di sekolah, mulai dari pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku, yang kemudian dapat membentuk karakter mareka, dimana mereka kemudian dapat menjadi manusia yang bertanggungjawab, mampu mengambil keputusan yang baik dalam hidup mereka dan dapat menebar manfaat kepada orang lain.

Dalam kondisi pembelajaran tatap muka, kehadiaran peserta didik di Sekolah dan interaksi yang terjadi antara peserta didik, guru, tenaga kependidikan dan segenap warga sekolah lainnya  dapat membentuk kebiasaan  dan prilaku yang mencerminkan harapan dari visi dan misi sekolah, yang sesuai dengan nilai luhur Pancasila. Di Sekolah peserta didik hadir dengan semangat, guru menyapa, menuntun sikap, merapihkan kebiasaan bahkan memberikan contoh sikap dengan sentuhan langsung kepada peserta didik. Pembelajaran tatap muka yang dilakukan oleh guru dalam kelas tidak hanya menyentuh aspek bangunan pengetahuan dan keterampilan peserta didik tetapi menuntun siswa bersikap sopan santun, berani bertanggung jawab, disiplin, mandiri, tegas, bekerjasama dan sifat sifat baik lainnya yang terintegrasi dalam interaksi yang dibangun di kelas maupun dilingkungan sekolah. Dalam kondisi seperti ini penanaman karakter menjadi sesuatu yang berarti dan memberikan dampak yang signifikan terhadap peserta didik. Di SMA Negeri 16 sebagai suatu contoh nyata, peserta didik sangat terbiasa menyapa saat bertemu guru, maupun teman mereka, bahkan sesama warga sekolah, mengucap salam dengan sopan dan santun, peserta didik disiplin hadir di sekolaha dan displin dalam pembelajaran, disiplin dalam mengikuti kegiatan tadarus bagi yang muslim dan doa pagi bagi yang non muslim, peserta didik terbiasa melakukan upacara setiap hari senin pagi dan terbiasa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya sebelum pembelajaran, mereka juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai jadwal yang ditetapkan, dan banyak lagi kebiasaan kebiaasan lain yang dilakukan yang kemudian memberikan kontribusi pada terbentuknya peserta didik yang berkarakter di SMA Negeri 16 Jakarta.

Sementara ini sudah lebih dari 2 tahun pandemi covid-19 melanda negara kita dan hingga kini masih berlangsung, sesuai dengan aturan pemerintah dan untuk  menjaga agar covid-19 ini bisa teratasi, maka peserta didik belajar secara virtual/online. Seluruh peserta didik dan guru beradaptasi dengan pembelajaran secara virtual, interaksi terjadi di dunia maya, dalam kondisi ini semua kita tetap diminta dapat melakukan pembelajarang dengan maksimal termasuk tetap dapat membangun karekter siswa dengan baik. Kita semua menyadari pembelajaran virtual memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Dalam hal membangun karakter peserta didik pada pembelajaran virtual bukanlah hal yang mudah, karena interkasi terbatas pada dunia maya membuat guru tidak dapat menyentuh langsung peserta didik, bahkan pembiasaan dalam menjaga kedisiplinan dan kerapihan pada peserta didik seringkali terabaikan, karena hambatan interaksi yang terjadi. Beberapa Pakat yang tidak dapat kita elakkan dari pembelajaran virtual adalah sebagai berikut :

1. Keterbatasan akses internet oleh peserta didik

Salah satu kekurangan belajar secara virtual adalah peserta didik harus menyediakan kuota internet yang cukup, pada beberapa kasus peserta didik kehabisan kuota atau juga terkendala jaringan/akses intenet, sehingga mereka kehilangan kontak atau interaksi dengan guru saat pembelajaran.

2. Berkurangnya interaksi peserta didik dengan pengajar

Metode pembalajaran yang efektif haruslah 2 arah, tetapi pada pembelajaran virtul, seringkali interkasi menjadi terhambat atau terbatas. Pada pembelajaran virtual sering terjadi saapan guru terHadap peserta didik, mengalami respon yang lambat, sehingga memakan waktu yang cukup lama untuk bisa menyapa dan menunggu respon peserta didik

3. Pemahaman materi

Materi yang diajarkan secara virtual bisa saja direspon berbeda pada setiap peserta didik, karena kondis konsentarasi, akses dan fasilitas yang dimiliki oleh para peserta didik berbeda satu sama lain.

4. Minimnya pengawasan dalam belajar

Pada pembelajaran tatap muka, siswa di kelas maupun disekolah terawasi dengan baik oleh guru, karena guru dan siswa dalam satu ruang yang nyata, tetapi pada pembelajaran virtual pengawasan guru sangat minim, karena terbatasnya akses guru terhadap siswa, terkadang peserta didik enggan menyalakan kamera bahkan respon pun sangat minim dari peserta didik, saat di sapa oleh guru.

 

Dari kondisi yang seperti diatas maka sangat perlu bagi guru dan sekolah menyusun formula agar dalam kegiatan belajar peserta didik yang dilakukan secara virtual dapat tetap mampu membangun karakter peserta didik, walaupun disadari tingkat hasil maksimal masih belum bisa dicapai dengan baik.

Beberapa upaya yang sudah dilakukan oleh SMA Negeri 16 Jakarta, dalam rangka membangun karakter peserta didik sesuai dengan visi misi sekolah antara lain:

1. Membuat tata tertib bagi peserta didik untuk pembelajaran virtual atau daring. Dalam pembelajaran virtual peserta didik harus sesuai dengan tata tertib, contoh peserta didik tetap hadir dalam meet dengan menggunakan seragam sekolah sesuai dengan jawal sekolah, peserta didik tetap menjaga etika dan penampilan saat bertemu di meet.

2. Menjaga kehadiran siswa secara disiplin dengan guru mata pelajaran  mapun pada kegiatan sekolah lainya, dengan presensi langsung kepada guru yang kemudian dilaporkan kepada piket, maupun presensi oleh wali kelas pada kegiatan sekolah. Bagi peserta didik yang tidak hadir pada kegiatan sekolah atau belajar di kelas maka wali kelas atau guru melkakukan komunikasi kepada orang tua untuk memastikan kabar peserta didik.

3. Pada setiap memulai pertemuan pembelajaran peserta didik mempersiapkan kelas dan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan  masing-masing.

4. Kegiatan pembiasaan seperti doa pagi, tadarus pagi tetap dilaksanakan secara virtual dengan pendampingan guru mata pelajaran dan wali kelas.

5. Tetap membuat kegiatan pembinaan hari senin, yakni mengganti kegiatan upacara dengan pembinaan karekater dengan pola seperti kegiatan upacara secara virtual.

6. Tetap melaksakanakan bimbingan kerohanian zikir pagi pada setiap hari jumat pagi  dan doa pagi bagi peserta didik non muslim secara virtual.

7. Tepat mengadakan kegiatan peringatan hari-hari besar nasional maupun peringatan hari besar keagamaan yang diselenggarakan secara virtual.

8. Melakukan pembinaan pada peserta didik yang sering tidak hadir di meet mata pelajaran ataupun pada kegiatan pembinaan sekolah, pembinaan dilakukan secara virtual dengan berkomunikasi dengan orang tua peserta didik untuk mengali lebih dalam kendala yang dihadapi oleh peserta didik dalam pembelajaran secara virtul.

9. Masing- guru mata pelajaran saat pemblajaran virtual tetap berupaya melakukan penanaman nilai-nilai karakter yang sesuai dengan visi dan misi sekolah.

Dari berbagai upaya yang dilakukan oleh segenap komponen SMA Negeri 16 Jakarta untuk membangun karakter peserta didik di era virtual ini memang tidaklah mudah, tetapi buakanlah hal yang menjadi sulit Ketika kita berupaya sedemikian rupa agar dalam kondisi apapun kita selaku pendidik tetap harus bisa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada peserta didik, agar peserta didik tetap menadapatkan pengajaran dan penanaman nilai-nilai sekalipun pemeblajaran dilaksanakn secara virtual.

Jakarta,  Oktober 2021

  Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Tugas 3.1.a.8.1 Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Fasil...