(Tulisan ini sebagai refleksi dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara virtual pada masa pandemi Covid -19)
Oleh Eva Hartati (SMA N 16 Jakarta)
Pembangunan karakter merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa bahkan dalam membangun peradaban, kararakter sebagai pola prilaku yang menjadi ciri khas dari setiap orang yang dapat membentuk mereka menjadi manusia baik dan dapat diterima dengan baik pula oleh manusia lainya. Dengan karakter yang baik seseorang dapat mencapai kesuksesannya, dan individu yang berkarakter akan dapat diterima oleh siapapun, baik keluarga, lingkungan masyarakat bahkan bangsa dan negaranya. Tujuan pembangunan karakter pada dasarnya adalah untuk membentuk generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang bernafaskan nilai-nilai pancasila, nilai luhur, adat, dan agama. Generasi atau individu adalah penentu hidup bangsa dimasa yang akan datang. Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki generasi yang berkarakter.
Dalam konteks Pendidikan karakter, sekolah menjadi salah satu bangunan pokok yang menjadi tempat bagi terbantuknya karakter individu. peserta didik menjalani rutinitas keseharian mereka di sekolah dan mereka belajar banyak hal di sekolah, mulai dari pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku, yang kemudian dapat membentuk karakter mareka, dimana mereka kemudian dapat menjadi manusia yang bertanggungjawab, mampu mengambil keputusan yang baik dalam hidup mereka dan dapat menebar manfaat kepada orang lain.
Dalam kondisi pembelajaran tatap muka, kehadiaran peserta didik di Sekolah dan interaksi yang terjadi antara peserta didik, guru, tenaga kependidikan dan segenap warga sekolah lainnya dapat membentuk kebiasaan dan prilaku yang mencerminkan harapan dari visi dan misi sekolah, yang sesuai dengan nilai luhur Pancasila. Di Sekolah peserta didik hadir dengan semangat, guru menyapa, menuntun sikap, merapihkan kebiasaan bahkan memberikan contoh sikap dengan sentuhan langsung kepada peserta didik. Pembelajaran tatap muka yang dilakukan oleh guru dalam kelas tidak hanya menyentuh aspek bangunan pengetahuan dan keterampilan peserta didik tetapi menuntun siswa bersikap sopan santun, berani bertanggung jawab, disiplin, mandiri, tegas, bekerjasama dan sifat sifat baik lainnya yang terintegrasi dalam interaksi yang dibangun di kelas maupun dilingkungan sekolah. Dalam kondisi seperti ini penanaman karakter menjadi sesuatu yang berarti dan memberikan dampak yang signifikan terhadap peserta didik. Di SMA Negeri 16 sebagai suatu contoh nyata, peserta didik sangat terbiasa menyapa saat bertemu guru, maupun teman mereka, bahkan sesama warga sekolah, mengucap salam dengan sopan dan santun, peserta didik disiplin hadir di sekolaha dan displin dalam pembelajaran, disiplin dalam mengikuti kegiatan tadarus bagi yang muslim dan doa pagi bagi yang non muslim, peserta didik terbiasa melakukan upacara setiap hari senin pagi dan terbiasa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya sebelum pembelajaran, mereka juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai jadwal yang ditetapkan, dan banyak lagi kebiasaan kebiaasan lain yang dilakukan yang kemudian memberikan kontribusi pada terbentuknya peserta didik yang berkarakter di SMA Negeri 16 Jakarta.
Sementara ini sudah lebih dari 2 tahun pandemi covid-19 melanda negara kita dan hingga kini masih berlangsung, sesuai dengan aturan pemerintah dan untuk menjaga agar covid-19 ini bisa teratasi, maka peserta didik belajar secara virtual/online. Seluruh peserta didik dan guru beradaptasi dengan pembelajaran secara virtual, interaksi terjadi di dunia maya, dalam kondisi ini semua kita tetap diminta dapat melakukan pembelajarang dengan maksimal termasuk tetap dapat membangun karekter siswa dengan baik. Kita semua menyadari pembelajaran virtual memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dalam hal membangun karakter peserta didik pada pembelajaran virtual bukanlah hal yang mudah, karena interkasi terbatas pada dunia maya membuat guru tidak dapat menyentuh langsung peserta didik, bahkan pembiasaan dalam menjaga kedisiplinan dan kerapihan pada peserta didik seringkali terabaikan, karena hambatan interaksi yang terjadi. Beberapa Pakat yang tidak dapat kita elakkan dari pembelajaran virtual adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan akses internet oleh peserta didik
Salah satu kekurangan belajar secara virtual adalah peserta didik harus menyediakan kuota internet yang cukup, pada beberapa kasus peserta didik kehabisan kuota atau juga terkendala jaringan/akses intenet, sehingga mereka kehilangan kontak atau interaksi dengan guru saat pembelajaran.
2. Berkurangnya interaksi peserta didik dengan pengajar
Metode pembalajaran yang efektif haruslah 2 arah, tetapi pada pembelajaran virtul, seringkali interkasi menjadi terhambat atau terbatas. Pada pembelajaran virtual sering terjadi saapan guru terHadap peserta didik, mengalami respon yang lambat, sehingga memakan waktu yang cukup lama untuk bisa menyapa dan menunggu respon peserta didik
3. Pemahaman materi
Materi yang diajarkan secara virtual bisa saja direspon berbeda pada setiap peserta didik, karena kondis konsentarasi, akses dan fasilitas yang dimiliki oleh para peserta didik berbeda satu sama lain.
4. Minimnya pengawasan dalam belajar
Pada pembelajaran tatap muka, siswa di kelas maupun disekolah terawasi dengan baik oleh guru, karena guru dan siswa dalam satu ruang yang nyata, tetapi pada pembelajaran virtual pengawasan guru sangat minim, karena terbatasnya akses guru terhadap siswa, terkadang peserta didik enggan menyalakan kamera bahkan respon pun sangat minim dari peserta didik, saat di sapa oleh guru.
Dari kondisi yang seperti diatas maka sangat perlu bagi guru dan sekolah menyusun formula agar dalam kegiatan belajar peserta didik yang dilakukan secara virtual dapat tetap mampu membangun karakter peserta didik, walaupun disadari tingkat hasil maksimal masih belum bisa dicapai dengan baik.
Beberapa upaya yang sudah dilakukan oleh SMA Negeri 16 Jakarta, dalam rangka membangun karakter peserta didik sesuai dengan visi misi sekolah antara lain:
1. Membuat tata tertib bagi peserta didik untuk pembelajaran virtual atau daring. Dalam pembelajaran virtual peserta didik harus sesuai dengan tata tertib, contoh peserta didik tetap hadir dalam meet dengan menggunakan seragam sekolah sesuai dengan jawal sekolah, peserta didik tetap menjaga etika dan penampilan saat bertemu di meet.
2. Menjaga kehadiran siswa secara disiplin dengan guru mata pelajaran mapun pada kegiatan sekolah lainya, dengan presensi langsung kepada guru yang kemudian dilaporkan kepada piket, maupun presensi oleh wali kelas pada kegiatan sekolah. Bagi peserta didik yang tidak hadir pada kegiatan sekolah atau belajar di kelas maka wali kelas atau guru melkakukan komunikasi kepada orang tua untuk memastikan kabar peserta didik.
3. Pada setiap memulai pertemuan pembelajaran peserta didik mempersiapkan kelas dan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
4. Kegiatan pembiasaan seperti doa pagi, tadarus pagi tetap dilaksanakan secara virtual dengan pendampingan guru mata pelajaran dan wali kelas.
5. Tetap membuat kegiatan pembinaan hari senin, yakni mengganti kegiatan upacara dengan pembinaan karekater dengan pola seperti kegiatan upacara secara virtual.
6. Tetap melaksakanakan bimbingan kerohanian zikir pagi pada setiap hari jumat pagi dan doa pagi bagi peserta didik non muslim secara virtual.
7. Tepat mengadakan kegiatan peringatan hari-hari besar nasional maupun peringatan hari besar keagamaan yang diselenggarakan secara virtual.
8. Melakukan pembinaan pada peserta didik yang sering tidak hadir di meet mata pelajaran ataupun pada kegiatan pembinaan sekolah, pembinaan dilakukan secara virtual dengan berkomunikasi dengan orang tua peserta didik untuk mengali lebih dalam kendala yang dihadapi oleh peserta didik dalam pembelajaran secara virtul.
9. Masing- guru mata pelajaran saat pemblajaran virtual tetap berupaya melakukan penanaman nilai-nilai karakter yang sesuai dengan visi dan misi sekolah.
Dari berbagai upaya yang dilakukan oleh segenap komponen SMA Negeri 16 Jakarta untuk membangun karakter peserta didik di era virtual ini memang tidaklah mudah, tetapi buakanlah hal yang menjadi sulit Ketika kita berupaya sedemikian rupa agar dalam kondisi apapun kita selaku pendidik tetap harus bisa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada peserta didik, agar peserta didik tetap menadapatkan pengajaran dan penanaman nilai-nilai sekalipun pemeblajaran dilaksanakn secara virtual.
Jakarta, Oktober 2021