30 Sep 2018

PEMBEKALAN OSIS-MPK SMA NEGERI 16 JAKARTA PERIODE 2018-2019



Jakarta, 14-15 September 2018

Kegiatan pembakalan OSIS-MPK SMA Negeri 16 Jakarta, adalah merupakan bagian dari rangkaian kegiatan regenerasi kepengurusan OSIS-MPK di SMA Negeri 16. Kegiatan ini dilaksanakan  oleh bidang Kesiawaan SMA Negeri 16 Jakarta untuk memberikan bekal bagi pengurus baru OSIS-MPK SMA Negeri 16  periode 2018-2019 sebelum mereka menjalankan tugas. 

Setelah siswa/i melewati tahapan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), kemudian kegiatan seleksi calon pengurus, kegiatan pemilihan umum OSIS-MPK, dan sebelum pelantikan dilaksanakan kegiatan pembekalan ini. Kegiatan pembakalan bertujuan agar pengurus OSIS-MPK yang akan menjalankan tugas kepengurusan mereka memiliki bekal yang lebih mumpuni dalam melaksanakan tugas-tugas keorganisasian. Jika dalam LDKS mereka telah mendapatkan banyak materi tentang kepemimpinan, motivasi, kerohanian, baris berbaris dan lain sebagainya, nah pada kegiatan pembekalan, pengurus OSIS-MPK baru akan   mendapatkan teknik menejemen keorganisasian yang lebih detail seperti penyususnan proposal dan laporan pertanggungjawabab kegiatan, teknik penyususnan program kerja baik OSIS dan MPK serta keorganisasian OSIS-MPK secara lebih dalam dan kebijakan-kebijakan terkait keorganisasian OSIS-MPK, serta manajemen waktu.


Kegiatan pembekalan dilaksanakan selama dua hari, dengan materi yang diisi oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah serta staff bidang kesiswaan dan nara sumber sesuai dengan bidangnya. Kegiatan pembekalan ini diharapakan berdampak pada semakin kuatnya semangat siswa dalam menjalankan tugas keorganisasian serta memantapkan mereka dalam berorganisasi.
Kegiatan pembekalan ini senantiasa dilakukan oleh bidang kesiswaan pada setiap tahunnya sebelum pengurus baru dilantik. Setelah pengurus baru melewati masa pembekalan selama dua hari , barulah mereka mengikuti prosesi pelantikan. Untuk kemudian resmi menjadi pengurus dan mulai melaksanakan tugas sebagai pengurus OSIS-MPK periode 2018-2019

4 Sep 2018

LDKS OSIS – MPK 2017-2018 (“Be A Good Leader For A better Generation”)



by : Eva Hartati
Jakarta : Dalam rangka menumbuhkembangkan jiwa kepemimpinan dan keorganisasian kepada siswa dan siswi SMA Negeri 16 Jakarta, sekaligus sebagai wahana pencarian bibit bibit pemimpin  OSIS-MPK SMA Negeri 16  untuk  periode 2018-2019, bidang Kesiswaan bersama OSIS- MPK SMA Negeri 16 Jakarta periode 2017-2018 mengadakan kegiatan Latihan Dasar kepemimpinan Siswa (LDKS) pada tanggal 29, 30, 31 Agustus dan 1 September 2018 yang bertempat di SMA negeri 16 Jakarta. Latihan Dasar kepemimpinan Siswa ini bertujuan mencetak generasi muda yang berkarakter dan berjiwa pemimpin dan menjadi generasi yang unggul di masa depan, oleh karena itu LDKS kali ini mengambil  tema “Be A Good Leader For A better Generation”.
Latihan Dasar kepemimpimpinan yang di laksanakan ini diisi dengan materi materi yang berkaitan dengan kepemimpinan dan keorganisasian, dimana materi yang disampaikan diharapakan dapat menjadi bekal bagi siswa-siswi untuk menjadi pemimpin dan berorganisasi dengan baik, khususnya di Sekolah. Materi materi yang disampaikan oleh pemateri dari guru guru SMA Negeri 16 Jakarta sendiri diantaranya adalah kepemimpinan kebangsaan, kepemimpinan visioner, manajemen organisasi, problem solving, pengenalan organisasi OSIS-MPK, games, bimbingan kerohanian dan  pelatihan Baris Berbaris (PBB). Materi disajikan dengan menarik dengan menggunakan Audio visual, permainan,  diskusi kelompok, Ice Breaking, kegiatan klasikal dan kegiatan lapangan maupun lingkungan sekolah.
Kegiatan LDKS ini diikuti oleh peserta dari kelas X dan kelas XI baik MIPA maupun IPS, dan mereka yang berminat mengikuti LDKS melakukan pendaftaran peserta secara online, kemudian mendapatkan rekomendasi wali kelas untuk kemudian menjadi peserta LDKS.
Kegiatan dikelola secara apik melalui kepanitian Guru bersama OSIS dan MPK, kepanitian Guru bertindak sebagai pengarah jalannya kegiatan, dan kepanitiaan siswa bertindak sebagai eksekutor kegiatan yang mengatur jalannya kegiatan agar terlaksana dengan baik.
Selama kegiatan berlangsung peserta LDKS dibagi menjadi beberapa kelompok dengan penangungjawab dari panitia OSIS-MPK, selama kegiatan peserta mendapat penilaian dari panitia yang bertugas sebagai pengamat dengan menilai beberapa indikator kepemimpinan yang muncul pada diri peserta, seperti keaktifan, kedisplinan, inovasi, sopan santun, kepedulian dan beberapa item lainnya.  Penilaian  berdasar pengamatan ini dilakukan untuk menentukan bahwa peserta LDKS mengikuti kegiatan dengan baik dan menjadi bahan untuk memberikan predikat pada sertifikat yang akan diterima oleh peserta usai kegiatan, yakni predikat baik atau sangat baik.
Diakhir kegiatan peserta diminta mengisi quesioner  sebagai bahan evaluasi bagi panitia terkait pelaksanaan kegiatan LDKS tersebut. Dan pada sesi penutupan LDKS Ibu Letty lestuti selaku wakil bidang Kurikulum yang berkenan menutup acara LDKS berpesan agar para peserta LDKS dapat mengaplikasikan apa apa yang sudah didapatkan dalam kegiatan LDKS tersebut dalam kehidupan sehari hari, dan dari sebagian peserta LDKS nantinya akan dipilih dan menenpati posisi sebagai pengurus OSIS dan MPK menggatikan OSIS MPK periode sebelumnya.

Hubungan Ilmu dan Teknologi dengan Inti dari Mempelajari Filsafat Manusia


      Hubungan Ilmu dan Teknologi dengan Inti dari Mempelajari Filsafat Manusia

      oleh Eva Hartati

      Ditulis pada saat kuliah S2 tahun 2013, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah filsafat sains dan teknologi

      Hubungan ilmu dan teknologi dengan inti dari mempelajari filsafat manusia

Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat diperlukan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap kedalam sikap arogansi intelektual. Hal yang lebih diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan, sehingga mereka dapat saling mengarahkan seluruh potensi keilmuwan yang dimilikinya untuk kepentingan bersama umat manusia.
Penguasaan ilmu bukan hanya menyangkut penguasaan konsep-konsep serta teori-teori keilmuan dalam bidangnya masing-masing, akan tetapi juga landasan pemahaman mengenai hakikat ilmu, objek kajian dari ilmu yang dipelajari, metode untuk pengembangan ilmu tersebut, serta kaidah-kaidah moral dan etika mengenai untuk apa ilmu itu harus dimanfaatkan. Atas dasar itulah filsafat ilmu memiliki peranan penting dalam pembentukan kepribadian calon-calon ilmuwan pada umumnya.

Dengan mempelajari filsafat manusia, maka kita akan dibawa kepada suatu panorama pengetahuan yang luas, dalam, dan kritis, yang menggambarkan esensi manusia. Panorama pengetahuan seperti itu, paling tidak, mempunyai manfaat ganda, yakni manfaat praktis dan teoretis.
Secara praktis filsafat manusia tidak saja berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh, melainkan juga untuk mengetahui siapakah sesungguhnya diri kita didalam pemahaman tentang manusia yang menyeluruh itu. Pemahaman yang demikian pada gilirannya akan memudahkan kita dalam mengambil keputusan-keputusan praktis atau dalam menjalankan berbagai aktifitas hidup sehari-hari, dalam mengambil makna dan arti dari setiap peristiwa yang setiap saat kita jalani dalam menentukan arah dan tujuan hidup kita. 

Sedangkan secara teoretis, filsafat manusia mampu memberian kepada kita pemahaman yang esensial tentang manusia, sehingga pada gilirannya, kita bisa meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi dibalik teori-teori yang terdapat didalam ilmu-ilmu tentang manusia.

 Manfaat lainya dalam mempelaari filsafat manusia adalah mencari dan menemukan jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu. Setelah kita mempelajari filsafat manusia, maka paling tidak kita akan dapatkan sebuah pelajaran berharga tentang kompleksitas manusia, yang tidak habis-habisnya dipertanyakan apa makna dan hakikatnya. Karena kompleksitas yang melekat pada manusia itu, seperti  dari beberapa filsup yang menarik kesimpulan bahwa esensi manusia pada prinsifnya adalah sebuah misteri, sebuah teka-teki yang barangkali tidak akan pernah terungkap secara tuntas kapan dan oleh siapa pun.
juni 2013)
juni 2013)

1.      Perbadaan antara ilmu pengetahuan dan filsafat
v  Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala sesuatu yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu Pengetahuan [pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing untuk dapat di pahami maksudnya.
v  Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita sehingga mewujud kan suatu kesamaan antara yang di pikirkan dengan yang di perolehnya.
v  Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu pengetahuan haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainya


  Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Tugas 3.1.a.8.1 Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Fasil...