Hubungan Ilmu dan Teknologi dengan Inti dari Mempelajari Filsafat Manusia
oleh Eva Hartati
Ditulis pada saat kuliah S2 tahun 2013, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah filsafat sains dan teknologi
Hubungan ilmu dan teknologi dengan
inti dari mempelajari filsafat manusia
Di tengah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin menajamnya
spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat diperlukan. Sebab dengan
mempelajari filsafat ilmu, para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan
tidak terperangkap kedalam sikap arogansi intelektual. Hal yang lebih
diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan, sehingga mereka
dapat saling mengarahkan seluruh potensi keilmuwan yang dimilikinya untuk
kepentingan bersama umat manusia.
Penguasaan ilmu
bukan hanya menyangkut penguasaan konsep-konsep serta teori-teori keilmuan
dalam bidangnya masing-masing, akan tetapi juga landasan pemahaman mengenai
hakikat ilmu, objek kajian dari ilmu yang dipelajari, metode untuk pengembangan
ilmu tersebut, serta kaidah-kaidah moral dan etika mengenai untuk apa ilmu itu
harus dimanfaatkan. Atas dasar itulah filsafat ilmu memiliki peranan penting
dalam pembentukan kepribadian calon-calon ilmuwan pada umumnya.
Dengan
mempelajari filsafat manusia, maka kita akan dibawa kepada suatu panorama
pengetahuan yang luas, dalam, dan kritis, yang menggambarkan esensi manusia.
Panorama pengetahuan seperti itu, paling tidak, mempunyai manfaat ganda, yakni
manfaat praktis dan teoretis.
Secara praktis filsafat manusia tidak saja berguna untuk mengetahui apa dan
siapa manusia secara menyeluruh, melainkan juga untuk mengetahui siapakah
sesungguhnya diri kita didalam pemahaman tentang manusia yang menyeluruh itu.
Pemahaman yang demikian pada gilirannya akan memudahkan kita dalam mengambil
keputusan-keputusan praktis atau dalam menjalankan berbagai aktifitas hidup
sehari-hari, dalam mengambil makna dan arti dari setiap peristiwa yang setiap
saat kita jalani dalam menentukan arah dan tujuan hidup kita.
Sedangkan secara teoretis, filsafat manusia mampu memberian kepada kita
pemahaman yang esensial tentang manusia, sehingga pada gilirannya, kita bisa
meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi dibalik teori-teori yang
terdapat didalam ilmu-ilmu tentang manusia.
Manfaat lainya dalam mempelaari filsafat manusia adalah mencari dan
menemukan jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu. Setelah kita
mempelajari filsafat manusia, maka paling tidak kita akan dapatkan sebuah
pelajaran berharga tentang kompleksitas manusia, yang tidak habis-habisnya
dipertanyakan apa makna dan hakikatnya. Karena kompleksitas yang melekat pada
manusia itu, seperti dari beberapa filsup yang menarik kesimpulan bahwa
esensi manusia pada prinsifnya adalah sebuah misteri, sebuah teka-teki yang
barangkali tidak akan pernah terungkap secara tuntas kapan dan oleh siapa pun.
juni 2013)
juni 2013)
1.
Perbadaan
antara ilmu pengetahuan dan filsafat
v Obyek material
[lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala sesuatu yang
ada [realita] sedangkan obyek material ilmu Pengetahuan [pengetahuan ilmiah]
itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin
bidang masing-masing untuk dapat di pahami maksudnya.
v Obyek formal [sudut
pandangan] filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian
dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu
bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu
bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan
penyatuan diri dengan realita sehingga mewujud kan suatu kesamaan antara yang
di pikirkan dengan yang di perolehnya.
v Filsafat
dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis,
dan pengawasan, sedangkan ilmu pengetahuan haruslah diadakan riset lewat
pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan
pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainya