25 Nov 2017

untuk saudaraku guru

... *UNTUK SAUDARAKU  GURU*...

Kenapa Sang Guru awet muda?
Karena selalu bekerja dengan penuh kebahagiaan serta ketulusan mendampingi siswa yang dinamis.

Kenapa Sang Guru selalu selamat?
Karena tiap pagi menyambut anak dan siswa mendoakan "Assalamu'alaikum".

Kenapa Sang Guru banyak amalannya?
Karena setiap saat ia dengan ikhlas menginfakkan ilmunya pada anak didiknya.

Kenapa Sang Guru sangat berjasa?
Karena kita semua hadir bisa membaca dan menulis serta berprofesi apapun karena jasanya.

Kenapa Sang Guru kelak dijanjikan kebahagiaan oleh-Nya?
Karena meski telah wafat ia masih dapat kiriman pahala karena amal jariyah ilmunya yang diamalkan anak didiknya.

Maka .....
Berbahagialah wahai para guru, ibu bapak akan dapat kemuliaan di dunia dan akherat. Dengan syarat kita menjalankan tugas niatnya untuk ibadah dengan penuh  kesabaran dan keikhlasan membimbing/mendampingi anak bangsa.

" Selamat Hari Guru Nasional 25 Nopember 2017 : Mulia karena.jasamu...!!! "
الحمد لله على كل حال.

23 Nov 2017

Pembagian Pengetahuan

Pembagian pengetahuan Menurut Plato dan Aristoteles
oleh Eva Hartati
Ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat sains dan teknologi



Pembagian pengetahuan menurut Plato dan Aristoteles
A.   Pembagian pengetahuan menurut plato
Ada dua macam pengetahuan yang dikemukakan oleh Plato. Pengetahuan yang pertama adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman atau indera (pengetahuan pengalaman) dan yang kedua adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal (pengetahuan akal). Plato membandingkan kedua pengetahuan tersebut dan mempertimbangkan mana yang benar dari antara keduanya.
Menurut Achmadi (1995), sebagai penyelesaian dari persoalan tersebut, Plato menerangkan bahwa manusia sesunggguhnya berada pada dua dua dunia, yaitu dunia ide (idea/form) yang bersifat tetap, hanya satu macam dan tidak berubah dan dunia fisik (matter) atau dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap (matter). Sebagai contoh terdapat banyak segitiga yang bentuknya berlainan menurut pengetahuan indera/pengalaman. Tetapi dalam ide atau pikiran, bentuk segitiga tersebut hanya satu dan tetap dan ini menurut pengetahuan akal.
B.     pembagian pengetahuan menurut Aristoteles
1)      Logika yaitu tentang bentuk susunan pikiran.
2)      Filosofia teoritika yang diperinci atas
a. Fisika yaitu tentang dunia materiil (ilmu alam dan sebagainya)
b. Matematika yaitu tentang barang menurut kuantitasnya.
c. Metafisika yaitu tentang ada.
Filosofia teoritika  merupakan" Ilmu fisika yang mempersoalkan dunia materi dari alam nyata ini, " ilmu matematika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu dalam kuantitasnya, " ilmu metafisika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu. Inilah yang paling utama dari filsafat.
3)      Filosofia praktika, tentang hidup kesusilaan (berbuat)
a. Etika yaitu tentang kesusilaan dalam hidup perorangan.
b. Ekonomi yaitu tentang kesusilaan dalam kekeluargaan.
c. Politika yaitu tentang kesusilaan dalam hidup kenegaraan.
4)      Filosofia poetika/aktiva (pencipta)
5)      Fisafat kesenian.

 



Tiga Landasan Ilmu Pengetahuan



      Tiga Landasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

      oleh Eva Hartati
      Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Sains dan teknologi
      Dosen : Prof. Dr.  Hj. Siviana Murni, SH. M.Si.

      Tiga landasan pengembangan ilmu pengetahuan
Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Dasar ontologi ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Jadi masih dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa objek material seperti ide-ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu sendiri. 
Ontologi merupakan salah satu objek lapangan penelitian kefilsafatan yang paling kuno.  Untuk memberi arti tentang suatu objek ilmu ada beberapa asumsi yang perlu diperhatikan yaitu asumsi pertama adalah suatu objek bisa dikelompokkan berdasarkan kesamaan bentuk, sifat (substansi), struktur atau komparasi dan kuantitatif asumsi. Asumsi kedua adalah kelestarian relatif artinya ilmu tidak mengalami perubahan dalam periode tertentu (dalam waktu singkat). Asumsi ketiga yaitu determinasi artinya ilmu menganut pola tertentu atau tidak terjadi secara kebetulan (Supriyanto, 2003).
Epistemologi atau teori pengetahuan yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Sebagian ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologi perkembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu merupakan kritik terhadap pandangan Aristoteles, yaitu bahwa ilmu pengetahuan sempurna tak boleh mencari untung, namun harus bersikap kontemplatif, diganti dengan pandangan bahwa ilmu pengetahuan justru harus mencari untung, artinya dipakai untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi ini (Bakhtiar, 2005).   
Aksiologi berarti sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh, seberapa besar sumbangan ilmu bagi kebutuhan umat manusia. Dasar aksiologi ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia karena dengan ilmu segala keperluan dan kebutuhan manusia menjadi terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. 
Berdasarkan aksiologi, ilmu terlihat jelas bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.  Etika mengandung dua arti yaitu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lainnya. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.

Guru zaman Now

Guru zaman Now - Mengajar Dengan Hati Menilai Dengan Teliti

Guru Zaman Now membuka kelas dengan salam, senyum, sapa, santai dan sabar.
salam penuh dengan semangat didiringi  dengan senyum yang tulus
guru menyapa dengan penuh energik, siswa menjawab dengan kompak " apa kabar pagi ini anak-anakku?."

Membuka kelas dengan santai dan bersahabat serta sabar jika ada diantara siswa yang belum move on...

Gairahkan dengan Ice Breaking

Guru memulai pembelajaran dengan yel-yel dengan penuh semangat. contoh " baik anak anak jika Ibu ucapkan belajar PPkn, maka kalian jawab  saya suka PPkn, selalu semangat, dan menyenangkan" (lebih keren lagi didiringi dengan gerakan tangan)

Untuk memastikan siswa sudah konsentrasi pilih Ice Breaking yang melatih konsentrasi.
Lakukan Ice Breaking sesuai kebutuhan, jika siswa mulai gaduh maka ini waktu yang tepat untuk menyegarkan kembali suasana pembelajaran.

Buat kelas manjadi Rame dan Dinamis

Kelas bukan kuburan, kelas juga bukan penjara, kelas adalah setiap siswa bisa mengekspresikan dirinya secara bebas dan terarah. Jangan buat kelas menjadi hening tapi buatlah kelas menjadi dinamis.

Bergerak dan terus bergeraklah, guru Zaman now bergerak bebas untuk memulai setiap keunikan siswanya. menjadikan siswa berani bertanya dan siap menjawab.

Jangan menakuti siswa dengan hukumn, tapi tegaskan siswa dengan kontrak belajar. Jangan diamkan siswa dengan gebrakan meja, tapi diamkan siswa dengan gerakan.

Guru zaman Now Cerdas Medsos dan teknologi
laptop bukan untuk copy paste, tapi untuk menghasilkan karya, Handphone bukan sekedar selfie, tapi juga untuk pembelajaran diri.

Medsos untuk menebar informasi bukan untuk mengeluhkan isi hati, apalagi nagih janji sertifikasi yang tak pernah tervalidasi.

Dulu konsumen digital sekarang produsen digital, dulu baca artikel di blog orang lain, sekarang artikel dibaca orang lain.

Mengajar dengan Hati Menilai dengan Teliti

Jika kamu maraah, mak pikirlah bagaimana jika yang dimarahi adalah kita atau anak kita
Jika mau memukul maka bayangkan yang dipukul anak kita.

Disiplinkan siswa dengan Teladan dan aturan, disiplinkan siswa dengan ketegasan, disiplinkan siswa dengan reward dan punishment.

Menilailah dengan teliti bukan dengan sekedar menghitung kancing, menilailah dengan objektif bukan karena dia anak les kita, atau karna dia kerabat kita.

Mengajarlah dengan hati dan penuh teliti, karena setiap kita punya potensi.

(tulisan ini diambil dari postingan yang tersebar melalui WA)

  Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Tugas 3.1.a.8.1 Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Fasil...